Strategi Mengelola Laboratorium Kimia



BAB I
PENDAHULUAN
Suatu sekolah yang mengajarkan Ilmu pengetahuan Alam hendaknya mempunyai laboratorium. Karena dalam pembelajaran IPA siswa tidak hanya sekedar mendengarkan  keterangan guru dari pelajaran yang diberikan, tetapi harus melakukan kegiatan sendiri untuk mencari keterangan lebih lanjut tentang ilmu yang dipelajarinya. Karena sifat kegiatan dari pelajaran IPA ini, diperlukan ruangan khusus, ialah laboratorium. Dengan laboratorium diharapkan  pengajaran IPA dapat dilaksanakan menurut yang seharusnya.
Laboratorium kimia merupakan kelengkapan sebuah program studi yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan penggunaan dan pemakaian bahan kimia maupun peralatan analisis (instrumentasi). Dalam penggunaan lanjut, laboratorium merupakan sarana untuk melaksanakan kegiatan penelitian ilmiah. Laboratorium kimia dengan segala kelengkapan peralatan dan bahan kimia merupakan tempat berpotensi menimbulkan bahaya kepada para penggunanya jika para pekerja di dalamnya tidak dibekali dengan pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja.
Bahan kimia yang sering kita gunakan di laboratorium jika tidak dikelola dengan baik maka dapat menyebabkan hal yang fatal, walaupun terkadang tidak secara langsung. Dalam pengelolaan laboratorium terdapat aspek yang harus diperhatikan yaitu mengenai inventarisasi laboratorium serta cara penyimpanan bahan kimia yang agar memenuhi standar.
Penyimpanan bahan tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan karakteristik bahan kimia. Berikut ini akan dibahas mengenai cara penyimpanan bahan kimia yang memenuhi standar sehingga tercipta kinerja yang maksimal didalam laboratorium.
Dalam rangka meningkatkan efesiensi dan efektifitas laboratorium harus dikelola dan di manfaatkan dengan baik. Sebagus dan selengkap apapun suatu laboratorium tidak akan berarti apa-apa bila tidak di tunjang oleh manajemen yang baik. Kegiatan laboratorium akan memberikan peran yang sangat besar terutama dalam 1) Membangun pemahaman konsep; 2) Verifiasi (pembuktian) kebenaran konsep; 3) menumbuhkan keterampilan proses (keterampilan dasar dalam kerja ilmiah) serta efektif siswa; 4) Menumbuhkan “ rasa suka” dan motivasi terhadap pelajaran yang dipelajari; 5) melatih kemampuan psikomotorik, dengan melihat begitu banyak manfaat yang di dapat dari kegiatan laboratorium/ praktikum, sehingga pemanfaatan laboratorium sangatlah diperlukan.



BAB II
PEMBEHASAN

1)      Pengertian Praktik Laboratorium
Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium Biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa.
Salah satu keunikan yang terdapat dalam pelajaran sains dibanding pelajaran lain di sekolah adalah praktik laboratorium. Lalu apa yang dimaksud dengan praktek laboratorium? Secara sederhana ini adalah kegiatan praktek dan eksperimen yang melibatkan guru dan murid serta bahan pembelajaran seperti prosedur percobaan dan pemakaian alat dan bahan, yang biasanya dilakukan di laboratorium sains.

2)      Pengelolaan Laboratorium dan Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Laboratorium
1. Pengelolaan Laboratorium
Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber dayasecara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya.Henri Fayol (1996: 86) menyatakan bahwa pengelolaan hendaknya dijalankan berkaitan dengan unsur atau fungsi-fungsi manajer, yakni perencanaan, pengorganisasian, pemberian komando, pengkoordinasian, dan pengendalian. Sementara Luther M. Gullick (1993:31) menyatakan fungsi-fungsi manajemen yang penting adalah perencanaan, pengorganisasian, pengadaan tenaga kerja, pemberian bimbingan,pengkoordinasian, pelaporan, dan penganggaran. Dalam pengelolaan laboratorium meliputi beberapa aspek yaitu sebagai berikut:
a)      Perencanaa.
b)       Penataan
c)      Pengadministrasian
d)     Pengamanan, perawatan, dan pengawasan
Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna,fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi,bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya. Pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawabbersama baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orangyang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untukmengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Mengaturdan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalutetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjagakeselamatan kerja mencakupusaha untuk selalu mencegah kemungkinanterjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan penangannya bila terjadi kecelakaan.Para pengelola laboratorium hendaknya memiliki pemahaman danketerampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas dan tanggungjawabnya, dan mengikuti peraturan. Pengelola laboratorium di sekolah umumnya sebagai berikut:
1)      .Kepala Sekolah
2)      Wakil Kepala Sekolah
3)       Koordinator Laboratorium
4)       Penanggung jawab Laboratorium
5)      Laboran

Aspek pengelolaan terdiri dari:
a.       Perencanaan yaitu sebuah proses pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, SDM, tenaga dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien.
b.      Penataan pada dasarnya semua peralatan di sekolah dan merupakan milik negara/milik yayasan, sekolah hanya mengelola
c.       Peralatan itu harus dipertanggung-jawabkan harus dilengkapi dengan dokumen pendukungnya (ada berita acara serah terima alat, hari/tanggal, spesifikasi alat/bahan, jumlah).
Agar semua alat dan bahan mudah dideteksi dengan prinsip
1.      mudah dilihat
2.      mudah dijangkau
3.      aman untuk alat
4.      aman untuk pemakai

Penataan dan inventarisasi alat didasarkan pada:
a)      Keadaan laboratorium, yang ditentukan oleh:
·         Fasilitas seperti : ada tidaknya ruang persiapan, ruang penyimpanan
·         Keadaan alat seperti : jenis alat, jenis bahan pembuat alat, seberapa sering alat tersebut digunakan, termasuk alat mahal atau tidak,
·           Keadaan bahan seperti: wujud (padat, cair, gas), sifat bahan (asam/basa) seberapa bahaya bahan tersebut dan seberapa sering digunakan.

b)      Kepentingan pemakai ditentukan oleh:
·         Kemudahan di cari atau digapai
Untuk memudahkan mencari letak masing–masing alat   dan bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).
·         Keamanan dalam penyimpanan dan pengambilan
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci. Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat:
a)      bahan dasar pembuat alat (kaca, logam atau kayu)
b)      bobot alat
c)      kepekaan alat terhadap lingkungan
d)     pengaruh alat yang lain
e)      kelengkapan perangkat alat dalam satu set.

3)      Inventarisasi alat yaitu pencatatan seluruh barang-barang yang ada didalam laboratorium.
Dengan adanya inventarisasi yang tepat, semua fasilitas dan activitas laboratoriun dapat terorganisir.
Nilai postif yang dapat diperoleh jika ada inventarisasi laboratorium, antara lain:
1.      Memudahkan penggadaan dan pengecek bahan dan alat.
2.      Mengefisiensikan pengguna budget.
3.      Memperlancar pelaksanaan praktikum.
4.      Memudahkan membuat laporan pertanggung-  jawaban.
Untuk mengetahui tentang keadaan dan keberadaan alat/bahan maka diperlukan perangkat seperti:

·         Buku inventaris.
·         Buku/kartu stock alat/bahan.
·         Buku/kartu daftar alat rusak/bahan habis.
·         Buku daftar usulan penggadaan
·          Alat/bahan (apakah dengan cara dibeli  sendiri atau dropping dari pemerintah).
·         Buku daftar peminjam alat.

Selain itu, strategi pengelolaan laboratorium sain terdiri dari:
a)      Pemberian Klasifikasi dan Kode Barang Inventaris
Tujuan dan pemberian klasifikasi dan kode barang inventaris adalah untuk memudahkan mengontrol keadaan barang. untuk barang pada umumnya diberi kode dalam bentuk  angka numerik yang tersusun menurut pola tertentu.
b)     Pengelolaan Laboratorium yang Optimal
            Yang dimaksud dengan optimasi ruangan adalah suatu usaha untuk mengoptimasikan pemakaian ruangan sehingga bengkel tersebut secara optimal memberikan faedah dan penunjang pencapaian tujuan ruangan
            Berbagai ruangan / laboratorium pendidikan yang befungsi sebagai tempat pelatihan siswa dan bertujuan untuk memberikan keterampilan kejuruan pada siswa, tentu saja laboratorium yang optimum penggunaannya akan memberikan faedah yang sebesar-besarnya kepada siswa yaitu memberikan ketrampilan kejuruan yang handal.
c)      Karakteristik Ruangan yang Dikelola dengan Baik
Karakteristik ruangan yang dikelola dengan baik yaitu:
·         Efektif yaitu peralatan mendukung peningkatan kualitas proses pembelajaran
·         Efisien yaitu setting peralatan tidak menyia-nyiakan energi, biaya.
·         Sehat dan aman yaitu penerangan, ventilasi, sanitasi, air bersih, keselamatan kerja dan lingkungan semua memenuhi persyaratan.
·         Peralatan / fasilitas selalu siap pakai dan aman yaitu semua peralatan/fasiltias terhindar dari kerusakan, kemacetan dan terlindung dari kehilangan.
·         Seluruh aktivitas laboratorium mudah dikontrol yaitu dengan adanya administrasi yang baik, visualisasi informasi yang jelas dan program yang jelas.
·         Memenuhi kebutuhan psikologis  yaitu secara visual menarik dan menyenangkan, iklim kerja yang baik dan kesejahteraan lahir batin yang memadai.
Ciri-ciri ruangan/laboratorium yang optimal penggunaannya adalah :
·         Efisiensi pemakaian ruangan berkisar antara 60% – 80%.
·         Program kerja ruangan terlaksana secara tuntas.
·         Pengelola dan staf ruangan/laboratorium mendapat kepuasan yang optimal.
Untuk mencapai optimalisasi laboratorium, yang dapat dilakukan yaitu :
·         Penyusunan Jadwal Pemakaian laboratorium
·         Penyusunan Daftar Pembagian Tugas
·         Tata Letak Peralatan Yang Efisien
·         Pemeliharaan Yang Efektif

d)     Administrasi Inventaris di Laboratorium
Administrasi inventaris di laboratorium yaitu:
·            Inventaris adalah suatu kegiatan dan usaha untuk menyediakan rekaman tentang keadaan semua fasilitas, barang-barang yang dimiliki sekolah.
·            Dengan kegiatan invetarisasi yang memadai akan dapat diperoleh pedoman untuk mempersiapkan anggaran atau mempersiapkan kegiatan pada tahun yang akan datang.
·            Catatan inventaris yang baik akan mempermudah pergantian tanggung jawab dari pengelola yang satu ke yang lainnya dan mempermudah untuk mengetahui dimana suatu peralatan akan ditempatkan. Dengan demikian akan mempermudahkan pengontrolan, seperti terhadap kehilangan yang disebabkan oleh kecerobohan atau kecurian.
·            Menyelenggarakan inventarisasi terhadap fasilitas dan peralatan yang dimiliki adalah kewajiban bagi pihak yang bersangkutan. Sistem dan pelaksanaan inventarisasi harus mengikuti peraturan  atau petunjuk yang berlakut.
e)      Pengamanan dan pengawasan
Dalam pembelajaran, untuk memonitor aktifitas siswa kita harus berkeliling melihat monitor mereka, apa saja yang sedang mereka lakukan.
a.       Untuk mempermudah kegiatan pengamanan di laboratorium sekolah, bisa digunakan beberapa software seperti dibawah ini:
b.       Untuk melindungi dari bahaya virus, kita bisa menggunakan :
·         Router Mikrotik Firewall yaitu sistem keamanan yang menggunakan device atau sistem yang diletakkan di dua jaringan dengan fungsi utama melakukan filtering terhadap akses yang akan masuk.
·         Filtering menggunakan DNS Nawala
·         DNS Nawala merupakan layanan gratis yang bebas digunakan pengguna internet yang membutuhkan saringan konten negatif dan berbau pornografi. Selain itu, DNS Nawala juga akan memblokir situs yang mengandung konten berbahaya, seperti malware, phising (penyesatan) dan sejensmya.
·         Hampir semua OS yang umum digunakan (Windows, Mac, Linux) dapat menggunakan ini.

4)      Strategi Penyimpanan Zat Kimia
Bahan kimia yang biasanya dipakai dalam laboratorium harus disimpan sesuai dengan yang diperoleh dari produsen, agar informasi tentang zat tersebut masih tetap ada. Biasanya pada sampul bagian luar kemasan zat terdapat label kemasan yang memuat informasi berharga terkait dengan karakteristik zat tersebut, seperti wujud, sifat, akibat jika terkontaminasi. Jika wadah lain digunakan, maka haruslah digunakan pelabelan yang sama.
Upaya melindungi label dari pengaruh bahan kimia dan menjaga supaya melekat baik maka haruslah dilapisi dengan lembaran plastik transparan. Label ini harus terlihat jelas dan ditulis dengan pencil atau tinta yang permanen. Wadah yang memuat zat kimia harus tersbuat dari bahan yang kuat dan harus diperiksa secara rutin keadaan zat tersebut. Semua bahan kimia dalam laboratorium harus diperiksa pada periode tertentu,
minimal satu kali setahun. Bahan kimia yang mungkin melepaskan racun, bersifat korosif atau gas-gas yang mudah terbakar, atau debu perlu dicadangkan hanya dalam jumlah kecil di lemari asam.
Perawatan dan penangananan bahan kimia dimaksudkan agar bahan kimia dilaboratorium tertata dengan baik, teratur dalam penyimpanannya sehingga bahan kimia siap pakai dan aman. Pengenalan sifat dan jenis bahan kimia akan memudahkan dalam cara perawatan dan penanganannya.
A.   Penyimpanan Bahan Kimia
Ada beberapa panduan dalam penyimpanan bahan kimia, diantaranya adalah sebagai berikut.
·         Menyediakan tempat khusus untuk penyimpanan bahan serta mengembalikan bahan yang sudah digunakan pada tempat semula.
·         Menghindari penyimapanan bahan di atas bangku atau di atas lemari
·         https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg4E0qPVfnLKrz-1enSl-hhyN8KjkRUjzl0v6QAVe9edcF5N4U5RAWsEO-nEx8fQZhcaziUfvYHEvKeEZyGmR0Pf4olB7FjDpV_K9V6KnJ7Os-ZbEmCpX2ahe44Y0DntkWjX_D39u8gzFn/s320/gambar+1.pngTempat menyimpan bahan (rak) yang digunakan tidak terlalu tinggi




 



·         Membuat label pada wadah tempat penampungan bahan kimia
·         Menyimpan bahan kimia berdagltsarkan abjad serta karakteristiknya, seperti bahan yang mudah menguap, mengakibatkan korosi, teroksidasi dan lain sebagainya
·         Bertanggung jawab untuk fasilitas penyimpanan dan diperiksa paling tidak 1 kali dalam setahun.
Dari prinsip umum diatas maka dapat diambil suatu kesimpulan bahan kimia harus disimpan berdasarkan karakteristiknya. Berikut ini akan diperikan penjelasan mengenai cara penyimpanan berdasarkan karakteristik bahan kimia.
1.  Bahan yang mudah meledak (eksplosif)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMU8HNc1HQd3e8B7EE7sUzQnUdqo7SgixBAE0VNPw3BCulQ9_BiQIkM1Daf9GHXB4ILe3keVDlpdlelUx1pR-fvEPhMa2vbO13dK2_k6GYprJcHndCiLv2fwA8cJCU4xWmsjoQOhJ1WgGE/s1600/gambar+2.pngBahan kimia  mudah meledak apabila bahan tersebut bereaksi menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang tinggi yang mengakibatkan kerusakan pada lingkungan. Selain faktor tersebut juga ada factor yang menyebabkan bahan kimia tersebut mudah meledak, yaitu interaksi beberapa bahan kimia, seperti logam Na atau K dengan air.



Gambar 1. Lambang bahan kimia mudah meledak
 Adapun syarat penyimpanan bagi bahan kimia yang mudah meledak/eksplosif:
·         Ruangan dingin dan berventilasi
·         Jauhkan dari panas dan api
·         Hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis

2   Bahan yang mudah terbakar
Bahan mudah terbakar adalah bahan yang mudah bereaksi dengan oksigen dan menimbulkan kebakaran. Reaksi kebakaran yang amat cepat juga dapat menghasilkan ledakan. Bahan cair dinyatakan mudah terbakar bila titik nyala > 21 °C dan < 55 °C pada tekanan 1 atm. Bahan cair dinyatakan sangat mudah terbakar bila titik nyala < 21 °C dan titik didih > 20 °C pada tekanan 1 atm. Gas dinyatakan mudah terbakar jika titik didih < 20 °C pada tekanan 1 atm.
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRViFhK6MWIaWXEMURzESL6IYBo_gVJ8pfbjnmhHx2V0Q92NqX5I5-T1rbyf9btZAKwEU4kTutq5QPP4bwWbynsQ8DCJub9UWhMMHV64xEsVYeqW9tW0pdsU1xSzPDjsevZRdKDKGYqhbt/s1600/gambar+3.png
Gambar 2. Lambang bahan kimia yang mudah terbakar

Bahan kimia yang mudah terbakar dapat berupa wujud padat seperti belerang (sulfur), fosfor, kertas/rayon, hidrida logam, dan kapas; cair seperti benzene, etanol, naftalena; dan juga berupa gas seperti gas alam, hydrogen, asetilen dan etilen oksida. Penyimpanan bagi bahan/zat kimia yang mudah terbakar dapat dilakukan dengan tempat yang :
·         Bertemperatur dingin dan berventilasi
·         Jauh dari sumber api atau panas, terutama loncatan api listrik dan bara rokok
·         Tersedia alat pemadam kebakaran

3.   Bahan beracun
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoKAhi0xzOJoW83eMQxKikUr-2iiNehPwefCLdqnzGcBfiTH4VAa4Y_ELjWYCeSw34jDF1v9JgZ2Ck7YsqxI_J5yK1NV7zj0zoCbba_bOdJPcUgeKTuqjfeIFYTbUYgtGAixAfAX03j8cX/s1600/gambar+4.png
Gambar 3. Lambang bahan kimia yang beracun
Bahan kimia beracun didefinisikan sebagai bahan kimia yang dalam jumlah kecil menimbulkan keracunan pada manusia atau mahluk hidup lainnya. Pada umumnya zat-zat toksik masuk lewat pernapasan dan kemudian beredar ke seluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertentu. Berikut contoh bahan kimia beracun dan akibat yang ditimbulkan apabila terkontaminasi.
Jenis Zat Beracun
Jenis Bahan
Akibat Keracunan dan Gangguan
Logam metaloid
Pb (TEL, PbNO3); Hg; Cadmium; Krom (Cr); Arsen (As); Fospor
Syaraf, ginjal, darah, hati, kanker, iritasi
Bahan pelarut
Hidrokarbon alifatik, hidrokarbon terhalogenasi
Pusing, koma, hati, ginjal, syaraf pusat, leukemia
Gas-gas beracun
Aspiksian sederhana, aspiksian kimia, karbon monoksida, nitrogen monoksida
Sesak nafas, pusing, kejang, hilang kesadaran, iritan, kematian
Karsinogen
Benzene, krom, vinil klorida
Leukemia, paru-paru
Pestisida
Organoklorin, organofosfat
Pusing, kejang, hilang kesadara, kematian
Syarat penyimpanan bahan kimia beracun
·         Ruangan dingin dan berventilasi
·         Jauh dari bahaya kebakaran
·         Dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi
·         Kran dari saluran gas harus tetap dalam keadaan tertutup rapat jika tidak sedang dipergunakan
·         Disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan sarung tangan

4.      Bahan korosif
Bahan/zat kimia yang bersifat korosif dapat merusak kemasan/wadah dan bereaksi dengan zat-zat beracun Bahan/zat kimia korosif antara lain adalah asam sulfat (H2S04), asam nitrat (HNO3), asam klorida (HCl), natrium hidroksida (NaOH), kalsium hidroksida (Ca(OH)2), dan gas belerang dioksida (SO2).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIQ9BC_FVX1Kai-0Yl0mIHCUZa8knOs9eKecx05KHsX9v31SJFBsxMaKvc0t9QQalAPmOebQbjTwp5DOwBKAVJj5SG5rXcT7zZFaQlSHhJ6fiaJ7g3Kr09sW22CtqzP1BOczpuAc6lM9A3/s1600/gambar+5.png
Gambar 4. Lambang bahan kimia yang bersifat korosif
Syarat penyimpanan:
·         Ruangan dingin dan berventilasi
·         Wadah tertutup dan berlabel
·         Dipisahkan dari zat-zat beracun
5.      Bahan kimia iritan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj190Ul7sB53taLMJizXu_E1ZXez8J_7q46DdmTKvu9BEMEJAG2VSTrM5Wo786vaEKuDLmTjKpTrYg31z8_c04Ox8uscQ9DAqQVqpG-scR3U4S4VHh8SHiWCestMzbNxl5r1zKHFZqrqOM5/s1600/gambar+6.png
Gambar 5. Lambang bahan kimia iritan
Bahan iritan adalah bahan yang karena reaksi kimia dapat menimbulkan kerusakan atau peradangan atau sensitisasi bila kontak dengan permukaan tubuh yang lembab seperti kulit, mata, dan saluran pernapasan. Bahan iritan pada umumnya adalah bahan korosif. Syarat penyimpanan bagi bahan kimia yang bersifat iritan:
·         Ruangan dingin dan berventilasi
·         Wadah tertutup dan berlabel
·         Dipisahkan dari zat-zat beracun

6.      Bahan kimia reaktif terhadap air
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiie0U53tTs4_0ntc0vyhD9QFAxLnMmpV-OP0-rqvuIRfsYuFSWCkc0HCjOSXFzbK2vkB9K374PT5dfY9Tjb2WmvqxmqxFy8uwwrbTKC8RWu0aPBvGpXSZolNxNjevIU4LC-V-bSO0X2Xkw/s1600/gambar+7.png
                          Gambar 6. Lambang bahan kimia yang reaktif terhadap air
Bahan reaktif adalah bahan yang bila bereaksi dengan air akan mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar. Hal ini disebabkan zat-zat tersebut bereaksi secara eksotermik, yaitu mengeluarkan panas, dan gas yang mudah terbakar. Adapun bahan-bahan kimia tersebut adalah:
·         Alkali (Na, K) dan alkali tanah (Ca)
·         Logam halida anhidrat (alumunium tribromida)
·         Logam oksida anhidrat (CaO)
·         Oksida non-logam halida (sulfuril klorida)
·         Karbit
·         Nitrida

Syarat penyimpanan bahan kimia yang reakti terhadap air:
·         Temperatur ruangan dingin, kering, dan berventilasi
·         Jauh dari sumber nyala api atau panas
·         Bangunan kedap air
·         Disediakan pemadam kebakaran tanpa air (CO2dry powder)

7.   Bahan reaktif terhadap asam
Bahan/zat kimia reaktif terhadap asam akan menghasilkan panas dan gas yang mudah terbakar atau gas-gas yang beracun dan korosif. Bahan-bahan yang reaktif terhadap air di atas juga reaktif terhadap asam. Selain itu ada bahan-bahan lain, yaitu:
·         Kalium klorat/perklorat (KClO3)
·         Kalium permanganat (KMnO4)
·         Asam kromat (H2Cr2O3)
Syarat penyimpanan bagi bahan yang reaktif terhadap asam :
·         Ruangan dingin dan berventilasi
·         Jauhkan dari sumber api, panas, dan asam
·         Ruangan penyimpan perlu didesain agar tidak memungkinkan terbentuk kantong-kantong hydrogen
·         Disediakan alat pelindung diri seperti kacamata, sarung tangan, pakaian kerja

5)    Perawatan Bahan Kimia
Bahan-bahan kimia dalam hal perawatannya digolongkan menurut keadaan fasenya yaitu : padatan, larutan atau gas.
1.  Padatan biasa yang tidak higroskopis dan tidak menyublim
Perawatan padatan biasa yang tidak higroskopis dan tidak menyublim dapat dilakukan dengan menyimpan zat ini di dalam botol bermulut lebar yang bertutup baik. Usahakan etiketnya atau labelnya tidak mudah lepas dan hurupnya tidak mudah luntur atau menguap. Debu pada botol sebaiknya dilap. Pengambilan zat harus menggunakan sendok/spatula. Hindarkanlah kemungkinan masuknya debu, air maupun uap.
2.   Padatan higroskopis
Perawatan padatan higroskopis dilakukan dengan menyimpannya dalam kaleng
tertutup atau tempat lain yang tertutup rapat. Sumbatnya diselimuti lagi dengan plastik dan diikat erat-erat. Contoh zat ini adalah NaOH dan KSCN.
3.   Padatan mudah menguap atau menyublim
Perawatan Padatan mudah menguap atau menyublim dilakukan dengan menyimpan zat ini di dalam botol gelas atau plastik dengan tutup yang rapat dan tidak terlalu penuh. Sisa ruangan kosong kira-kira ¼ nya untuk kemudahan menyublim. Contoh zat yang termasuk golongan ini adalah : Iodium, ammonium karbonat dan kamfer.
4.  Padatan yang peka cahaya
Perawatan untuk padatan yang peka cahaya dilakukan dengan menyimpan zat ini
di dalam botol gelap atau botol yang tidak tembus cahaya. Contoh yang termasuk zat ini adalah : perak nitrat dan kalium permanganat.
5.  Padatan yang peka air
Penanganan untuk padatan yang peka air dapat dilakukan dengan melarutkannya Dalam minyak tanah atau kerosin. Contohnya adalah logan Na, K dan Li.
6.  Padatan peka oksigen atau udara
Penanganan zat ini dilakukan dengan merendamnya di dalam air yang terdapat
pada botol gelas. Jangan menggunakan tempat dari kaleng karena mudah bocor dan bisa mengakibatkan kebakaran. Contoh yang termasuk zat ini adalah posfor.
7.  Campuran padatan
Penyimpanan untuk kelompok zat ini dilakukan dengan menghindari penempatan padatan ini dalam keadaan tercampur, terutama campuran oksidator dan katalisator dengan bahan yang mudah terbakar. Contoh zat yang termasuk golongan ini adalah : KClO3, MnO2 dengan gula pasir.
8.  Cairan atau larutan biasa
Penyimpanan zat ini dilakukan menutupnya di dalam botol yang rapat dan menghindarkan masuknya debu. Pergunakan pipet untuk mengambil isinya bila digunakan atau dengan jalan menuang di mana etiketnya menghadap ke dalam tangan. Contohnya adalah : alkohol, asam asetat dan larutan garam. Isi botol tidak boleh penuh. Sisakan ¼ nya untuk berkondensasi.
9.  Cairan atau larutan mudah menguap
Penyimpanan kelompok zat ini dilakukan dengan menggunakan botol yang mempunyai tutup rapat, karena larutan ini mudah bertambah volumenya dan kadarnya turun. Contoh yang termasuk zat ini adalah asam sulfat.



10.  Cairan yang mudah menguap
Penyimpanan cairan yang mudah menguap dilakukan dengan menggunakan botol yang mempunyai tutup rapat. Sisakan ¼ botol untuk kondensasi. Jauhkan dari panas. Contoh golongan zat ini adalah : NH4OH, HCl, CH3COOH dan alkohol.
11.   Cairan yang mudah terbakar
Penyimpanan cairan yang mudah terbakar dapat dilakukan dengan menjauhkannya dari api atau panas. Contoh yang termasuk kelompok zat ini adalah : eter, metanol, etanol, bensin dan minyak tanah.
12.  Gas
Penyimpanan gas dilakukan dengan menjauhkan tabung gas dari api atau panas. Gunakan kran yang spuyernya baik. Lebih baik ditempatkan di tempat yang dingin. Contohnya adalah : gas He, N2, CO2.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KESETIMBANGAN KIMIA DI SMA

RPP Hukum Dasar Kimia